Hajat tani merupakan ungkapan rasa syukur dan ekspresi pencapaian pertanian yang dilakukan oleh petani. Pada tanggal 10 Maret 2012, Bale Pare Pertanian Organik Karawang mengadakan Hajat Tani Karawang 2012 dengan tema “Bangkitnya SDM Pertanian Melalui Kearifan Lokal”. Tema ini sengaja diangkat oleh Bale Pare Karawang karena berkaitan dengan keberhasilan rentetan inovasi yang dilakukan dalam bidang pertanian organik.
Inovasi pertanian organik yang dilakukan adalah pemuliaan benih lokal, dimana pada musim tanam Oktober 2011 – Maret 2012, Bale Pare Pertanian Organik telah mengembangkan satu varietas baru di tanam seluas 2.5 Ha dengan prediksi ubinan sebesar 8.8 ton per Ha. Ubinan yang dilakukan oleh BP3K dan UPTD Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Rawamerta merupakan prediksi dengan metode sample tertentu. Upaya itu untuk dapat mengetahui berapa potensi hasil yang mungkin diraih.
Orasi Budaya ki Dalang H. Cecep Supriyadi pada Hajat Tani Karawang 2012 sekaligus memberikan nama Jaya Sena kepada salah satu varietas padi lokal unggul Bale Pare Karawang
Dari temuan 24 calon bibit lokal unggul, yang menghantarkan Bale Pare mendapat Anugerah Inovasi Jawa Barat 2011, pada musim kali ini, salah satu dari tujuh bibit yang potensial telah dikembangkan lebih masal. Hasil dilapangan menunjukkan, padi “no name” yang kemudian diberi nama “JAYA SENA”, merupakan salah satu bibit padi lokal dan diharapkan dapat menjawab pemenuhan ketersediaan pangan sehat di Indonesia.
Peresmian sekretariat P4S Bale Pare Pertanian Organik Karawang oleh Bupati Karawang dan Ketua P4S Bale Pare dengan seremoni “memecahkan kendi”
Jaya Sena adalah varietas padi lokal yang penamaannya dilakukan melalui pendekatan budaya. Jaya Sena adalah tokoh pewayangan, yang bermakna “Sukes Berperang”. Menurut Ki Dalang Cecep Supriyadi yang juga tokoh nasional pedalangan wayang golek, dalam konteks padi Jaya Sena merupakan simbol padi yang harus sukses memerangi kekurangan pangan dan kemiskinan. Harapannya, P4S Bale Pare Karawang dapat menjadi pelopor dibidang pertanian organik yang mengembalikan Karawang menjadi lumbung pangan sehat nasional.
Foto bersama setelah penyerahan bibit bambu. Dari kiri ke kanan; Komunitas Bambu Kita, Bengkel Hijau, Bupati Karawang dan P4S Bale Pare Karawang
Pendekatan budaya yang lainnya, adalah memperkenalkan alat musik Karinding. Alat musik yang terbuat dari bambu, dan diyakini dapat mengeluarkan gelombang ultra sonik serta dapat mempengaruhi kepada peminimuman hama padi. Melalui penemunya, Kang Udung, menghadiahi 4 unit Karinding untuk dicoba di praktekan pada musim tanam selanjutnya. Harapannya, semoga memang benar Karinding memberikan efek positif kepada pertumbuhan padi dan hama padi menjadi “aman”.
Leave a comment