Sistem Pertanian Berbasis Biologi (Biological-Based Farming System) adalah sistem pertanian yang diarahkan pada keberlangsungan ekologis dan ramah lingkungan. Pengistilahan sistem pertanian berbasis biologi pada langkah konkritnya adalah pertanian organik. Namun demikian, apakah sistem pertanian berbasis biologi itu sesuai dan sama dengan sistem pertanian organik? Untuk menelusuri lebih lanjut maksud di atas, Bank Dunia telah membuat projek tentang itu dan menterjemahkan apa yang di maksud dengan pertanian berbasis biologi.
Pada tanggal 11 Februari 2012 kemarin, Bale Pare Pertanian Organik Karawang kedatangan tamu dari Bank Dunia dan berdialog tentang kemungkinan sistem pertanian ke depan yang dapat mensejahterakan petani. Bank Dunia yang diwakili oleh Bakti Nusawan dan Awaludin Djafar diterima dan berbincang-bincang dengan Rohmat Sarman (Ketua P4S Bale Pare Karawang) tentang topik di atas.
Obrolan “sersan” (serius tapi santai) dimulai dari Bakti Nusawan yang menerangkan kedatangan beliau ke Bale Pare. Intinya pak Bakti menjelaskan bahwa Bank Dunia ada projek “Improving Farmer Livelihood Through Biological-Based Farming System” dan Kabupaten Karawang merupakan salah satu kandidat penerima hibah disamping kandidat lainnya, yaitu; Kabupaten Semarang, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Lombok Tengah.
Dari kiri ke kanan: Awaludin Djafar dan Bakti Nusawan (World Bank), sejenak berfose dilahan pertanian organik Bale Pare Karawang.
Lebih lanjut Bakti Nusawan menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan program ini, maka nantinya program ini akan memfasilitasi peningkatan pengelolaan air (water management), mendukung riset – riset di bidang pertanian, implementasi demplot organik (demonstration plot), mendukung pasca panen dan fasilitas pendukung lainnya.
Ketika ditanya kenapa Bank Dunia datang ke Bale Pare? Sementara itu arah hibah dilakukan dengan pendekatan ke-pemerintahan, dengan diplomatis pak Bakti dan pak Awaludin menjawab, “Kami sengaja datang ke Bale Pare karena Bale Pare merupakan refresentasi pertanian organik terdepan di Karawang”. “Arah projek kami ke pertanian organik, dan Bale Pare adalah stakeholder penting pertanian organik di Karawang” tambahnya.
Rohmat Sarman (Kanan) tengah menjelaskan sistem pertanian organik Bale Pare kepada Awaludin Djafar (tengah) dan Bakti Nusawan (Kiri) dari World Bank.
Sementara itu, Rohmat Sarman menjelaskan apa yang sudah dilakukan oleh Bale Pare Karawang kepada Bank Dunia, “Bale Pare adalah kelompok kecil yang serius mengkaji, melakukan studi dan implementasi pertanian organik di Karawang. Pendekatan yang dipakai adalah sistem pangan organik dan merasionalisasi sumber air yang dianggap penting dengan biofilter”. Lebih lanjut Rohmat menjelaskan, “Posisi Bale Pare sedang fokus di wilayah off-farm, agar posisi penguatan pasar dapat dicapai, sementara di wilayah on-farm sedang melakukan penguatan riset mikrobiologi”.
Di akhir perbincangan pak Awaludin mengatakan, “Hasil yang diharapkan dari proyek ini adalah peningkatan tingkat produksi pertanian organik yang disebabkan semakin baiknya tata kelola air, perbaikan system pertanian berbasis biologi/organik dan pertanian yang bernilai tinggi ( higher value product), peningkatan pengelolaan pasca panen, dan perbaikan akses pemasaran”. “Setelah kami melakukan silaturahim ke Bale Pare, kami sudah yakin bahwa Bale Pare telah melakukan pertanian organik dan dapat menjadi motivator pertanian organik di Karawang” tambahnya.
Leave a comment